SoalPilihan Ganda dan Essay + Jawabannya PPKn Kelas 12 Bab 1 Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Indonesia [Part 3] ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini adalah Bagian Ketiga (Part 3) dari Soal PPKn Kelas 12 Bab 1 dan Kunci Jawaban soal pilihan ganda dan essay.
Tanpatoleransi, maka kebebasan beragama tidak akan ada. Di Indonesia, kebebasan beragama mempunyai jaminan konstitusional. Konstitusi Republik Indonesia yakni UUD NRI 1945 menjamin kebebasan beragama dalam Pasal 28E ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya.”.
UUDNegara Republik Indonesia Tahun 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan warga negara. C. Peraturan Perundang-Undangan dalam Sistem Hukum Nasional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi pola dasar kehidupan bernegara di Indonesia.
Salahsatu hal yang paling saya tidak suka dari negara ini adalah bagaimana pemerintah mengatakan bahwa "setiap orang Indonesia memiliki kebebasan beragama" namun di waktu yang sama hanya memperbolehkan kolom agama diisi hanya dengan salah satu
1 Warga Suku Dayak bahagia agama Kaharingan diakui. Atas turunnya putusan negara ini, Nesiwati menyebutkan, mayoritas masyarakat Dayak sudah suka cita melestarikan Kaharingan sebagai warisan nenek moyang. Sebelumnya, pemuja Orai Langit dan Dara Bura Orai Tiana atau roh leluhur ini terpaksa harus mencantumkan agama lain diakui negara; Islam
MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban atau hak sebagai seorang warga dari negara itu. Adapun warga negara menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26, Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
HPLh6Gg. Ilustrasi Kewajiban Warga Negara Untuk Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan Dan Keadilan Diatur Dalam, Foto dan kewajiban adalah konsep yang berhubungan dengan hak-hak yang dimiliki oleh individu dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Kewajiban warga negara untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan diatur dalam alinea 1 Pembukaan UUD 1945Kewajiban adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dipenuhi oleh individu terhadap diri sendiri, orang lain, atau masyarakat. Kewajiban-kewajiban ini merupakan norma-norma moral, etika, atau hukum yang mengatur perilaku individuHak serta Kewajiban Warga Negara untuk Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan dan KeadilanIlustrasi Kewajiban Warga Negara Untuk Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan Dan Keadilan Diatur Dalam, Foto dari buku Kewarganegaraan 1 Menuju Masyarakat Madini karya Chotib, dkk 2007 116, hak dan kewajiban saling terkait dan saling individu harus diimbangi dengan tanggung jawab yang sesuai untuk memastikan harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat. Dalam hukum dan sistem sosial yang berlaku, hak dan kewajiban ditentukan dan diatur untuk menciptakan tatanan sosial yang adil dan berfungsi dengan Pembukaan UUD 1945 Indonesia, terdapat kewajiban warga negara untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Namun, tidak ada alinea khusus yang secara eksplisit mengatur kewajiban warga negara terkait dengan nilai-nilai UUD 1945 mencakup Preambule yang menjelaskan tujuan dan prinsip-prinsip dasar negara Indonesia. Pada Preambule UUD 1945, terdapat kalimat-kalimat penting yang menunjukkan komitmen untuk mewujudkan kemanusiaan dan contoh frasa yang relevan adalah"Mengakui dan mempertimbangkan segala kebendaan dan kehidupan yang ada di alam semesta ini atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa""Menjamin kemerdekaan, keadilan sosial, dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia""Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial"Pada dasarnya, nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tercermin dalam komitmen untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan dapat diinterpretasikan sebagai panggilan kepada warga negara untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai ini dan berkontribusi dalam Pembukaan UUD 1945, kewajiban warga negara dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dapat diatur lebih rinci dalam undang-undang, peraturan, dan ketentuan hukum lainnya yang berlaku di Indonesia. Umi
› Humaniora›100 Persen Jadi Katolik, 100... Umat Katolik dipanggil menjadi warga negara Indonesia yang 100 persen mengabdi dan bekerja untuk Indonesia, sama halnya menjadi Katolik. Keterlibatan dalam masyarakat sebagai bagian dari pewartaan hidup. TANGKAPAN LAYAR DOKUMEN PANITIA PASKAH GEREJA KATOLIK SORONG, PAPUA atau jalan salib hidup yang diperankan orang muda Katolik Sorong, Papua Barat, Jumat 15/4/2022.KUPANG, KOMPAS — Setiap orang yang telah mendeklarasikan diri sebagai orang Katolik harus 100 persen menjadi warga negara Indonesia yang baik pula. Umat Katolik dipanggil untuk terlibat secara konkret dalam hidup bermasyarakat, membantu orang lain di sekitar, meringankan permasalahan sosial yang ada. Jalan hidup orang Katolik adalah jalan penderitaan, pengampunan, dan Jumat Agung di Gereja Santo Yoseph Pekerja Penfui, Kota Kupang, 15/4/2022, diwarnai hujan deras dan angin kencang yang berlangsung sekejap, tetapi turut mengganggu kedatangan ribuan umat yang hendak memulai kegiatan peribadatan di gereja itu. Misa digelar sekali saja, yakni pukul Wita, menghadirkan sekitar umat. Umat membeludak sampai ke jalan dan sebagian menyisipkan diri di sela-sela pohon di samping gereja meski panitia telah memasang puluhan tenda di bagian timur dan barat sisi gedung gereja. Misa berlangsung 4 jam, berbeda dengan misa Kamis Putih yang digelar tiga kali, masing-masing 2 jam, dan seluruh umat tertampung di ruangan gedung demikian, misa tetap berlangsung aman. Umat mengambil posisi berdoa dengan khusyuk dan tenang sambil mengikuti setiap rangkaian peribadatan. Seluruh umat tetap mengenakan masker dan masing-masing membawa cairan penyanitasi tangan hand sanitizer sebelum menyambut hosti dan kegiatan lain. Panitia Paskah menyediakan puluhan air cuci tangan dan sabun di pintu masuk juga Umat Katolik NTT Diajak Saling Meringankan Beban di Tengah Kesulitan HidupKORNELIS KEWA AMAMisa Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Yoseph Pekerja Penfui, Kupang, Jumat 15/4/2022. Umat mengenakan baju putih, tanda perkabungan atas sengsara dan wafat penghormatan salib Tuhan, umat hanya diberi kesempatan dengan cara menundukkan kepala pada salib yang dipegang petugas. Tidak ada aksi mencium salib seperti sebelum pandemi Covid-19 pada 2020. Bacaan Injil tulisan Yohanes mengenai kisah sengsara dan wafat Tuhan dinyanyikan secara meriah oleh dua lektor dan didukung koor misa ini kebanyakan umat mengenakan pakaian hitam, tanda perkabungan atas kisah sengsara dan wafat Tuhan di salib. Altar Tuhan dikosongkan, tidak ada satu lembar kain altar pun, sebagai simbol penderitaan dan kematian Tuhan di diriPemimpin misa, RD Jonas Kamlasi PR, dalam khotbahnya, antara lain, mengatakan, 100 persen memilih menjadi orang Katolik, 100 persen juga menempatkan diri menjadi warga negara Indonesia yang umat Katolik dipilih dan dipanggil hidup dan membaur di masyarakat bersama berbagai golongan, suku, dan agama. Itu berarti orang Katolik harus merasakan diri sebagai bagian dari aset bangsa ini.”Kita hidup di tengah masyarakat, hendaknya terlibat langsung dalam kegiatan apa saja, dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Menjadi orang Indonesia 100 persen, itu juga terlibat dalam mendukung setiap program pemerintah membangun kesejahteraan bersama,” kata juga Uskup Agung Kupang Peringatkan Kepedulian Bagi SesamaKORNELIS KEWA AMARD Jonas Kamlasi Pr selaku Pastor Paroki Penfui Kupang didampingi Pastor Alfons dari Biara Selesian Don Bosco, Penfui, Jumat Agung sebagai peringatan akan jalan penderitaan hidup setiap manusia atau via dolorosa. Selama hidup, setiap manusia tidak bebas dari penderitaan. Penderitaan dan kesuksesan itu dua sisi hidup yang harus dilalui setiap manusia. Tuhan yang mengambil rupa manusia pun mengalami itu, sebagai hidup di tengah masyarakat, hendaknya terlibat langsung dalam kegiatan apa saja, dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Menjadi orang Indonesia 100 persen. Jonas KamlasiMenghadapi berbagai kesulitan hidup dalam keluarga atau masyarakat, jangan cepat menyerah. ”Teruslah berdoa dan berjuang sampai keluar dari persoalan itu dan meraih apa yang diharapkan,” pesan LarantukaSementara itu, Deken Larantuka, Flores Timur, RD Adu Kerans Pr saat memimpin misa Jumat Agung di Gereja Katedral Larantuka, Flores Timur, mengatakan, manusia sering melihat penderitaan dan kematian sebagai sebuah kehancuran, malapetaka, nasib sial, bahkan membalikkan cara pandang ini melalui ajaran dan penderitaan-Nya. Dia teguh dan berani menghadapi meski 12 rasul pilihan-Nya meninggalkan Yesus.”Yesus menantang umat Katolik untuk berani membela kebenaran dan mempertahankannya, meski penuh pengorbanan, bahkan sampai mati sekalipun, jika hal itu dilakukan demi sebuah kebenaran bagi sesama, termasuk orang-orang yang membenci, menghina, dan mengolok-olok kita,” kata juga Meriah, Uskup Turang Pimpin Misa Minggu Palma di KupangKORNELIS KEWA AMASeorang gadis peserta misa Jumat Agung di Gereja Penfui Kupang, Jumat 15/4/2022, memasukkan uang kolekte ke dalam kotak setelah selesai memberi penghormatan pada salib Tuhan yang dijaga Yesus memberi makna bagaimana orang Katolik memiliki semangat mengampuni orang-orang yang bersalah terhadap diri kita. Pengampunan itu pun merupakan bagian dari salib yang sangat berat. Bagaimana mungkin kita mengampuni orang yang sudah menyakiti kita. Di sinilah letak nilai kekristenan kita.”Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, demikian kata Yesus sesaat sebelum mengembuskan napas terakhir di salib. Dengan cara ini, kita memenangi sebuah pertarungan,” ujar Kerans. EditorAGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
DASAR KETERPANGGILAN GEREJA KATOLIK DALAM MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA Umat Katolik Indonesia diperkirakan sekitar 5% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang kini mencapai lebih dari 260 juta jiwa. Ababila diangkakan secara apa adanya maka umat Katolik berwarganegara Indonesia berjumlah sekitar tiga belas juta jiwa. Dari segi angka statistik, umat Katolik memang termasuk kecil atau biasa digolongkan dalam kelompok minoritas. Meski secara kuantitatif umat Katolik itu kecil, bukan berarti kita juga dikecilkan dalam urusan pembangunan negara dan bangsa yang kita cintai ini. Sejarah telah mencatat bahwa sejak sebelum dan seudah kemerdekaan hingga pada masa reformasi ini, warga Katolik bersama warga umat beragama dan kepercayaan lainnya bahu membahu berjuang dalam pembangunan. Sebagai warga negara Indonesia, kita mempunyai hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang sama untuk membangun bangsa dan negara untuk menggapai cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia yaitu kehidupan masyarakat yang damai, adil, makmur dan sejahtera. Kisah perjuangan Pastor Carolus Burrows OMI di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Barat dapat memberikan gambaran keterpanggilan Gereja untuk ikut serta membangun bangsa dan negara demi kesejahteraan masyarakat tanpa mengenal latarbelakang mereka. Pastor Carolus melakukannya atas dasar kasihnya kepada sesama dan kepada Tuhan. Landasan atau dasar pijakan umat Katolik berperan aktif dalam pembangunan adalah bersumber dari ajaran dan teladan Yesus sendiri. Inilah yang menjadi dasar keterpanggilan Gereja untuk membangun bangsa dan negara. Yesus mengajarkan “memberi kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah,”. Di sinilah kita orang katolik diajak untuk bisa membedakan secara tegas apa yang privat dan apa yang publik. Hal yang privat yaitu dalam relasi kita dengan Allah dan yang public adalah dalam relasi kita dengan sesama atau Negara. Istilah yang sering kita dengan di tanah air adalah semboyan Mgr. Sugijapranata 100% Indonesia dan 100% Katolik. Artinya bahwa sejatinya kekatolikan tidak bertentangan dengan keindonesiaan atau dengan menjadi katolik 100%, orang katolik sama dengan menjadi warga Negara yang baik, karena nilai-nilai kekatolikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan universal. Kita juga mengenal semboyan dalam bahasa Latin, “Pro Ecclesia et Patria”. Arti semboyan itu adalah “untuk Gereja dan Tanah Air”. Di manapun orang Katolik berada, ia ada untuk Gerejanya dan untuk tanah airnya. Untuk bisa melaksanakan tugas-tugas publik dengan baik tentu saja setiap orang Katolik harus mendasarkannya pada apa yang diajarkan Gereja dalam apa yang namanya ajaran sosial Gereja. Ajaran sosial Gereja adalah refleksi Gereja yang hidup di tengan dunia dengan aneka persoalannya. Gereja lewat anggota-anggotanya musti ikut ambil bagian dalam membangun tata dunia, agar menjadi tempat yang layak huni bagi manusia dan kemanusiaannya. Menyimak cerita Menggulati Masyarakat Nelayan Kampung Laut adalah sebuah permukiman nelayan di antara hutan bakau di kawasan Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Daerah tersebut berada di antara Pulau Nusakambangan dan Cilacap daratan. Tahun 1973, ketika Pastor Carolus mengunjunginya untuk pertama kali hingga tahun ’80-an, permukiman tersebut berupa rumah-rumah panggung di atas perairan. Kondisi lingkungan yang tidak manusiawi menyebabkan masyarakat rentan terhadap berbagai penyakit. Kemunculannya di Kampung Laut pada minggu kedua September 1973 itu terus berlanjut. Ia datang dengan membawa perawat, dokter, beserta obat-obatan untuk merawat yang sakit. Di waktu lain, ia membawa itik, kambing, dan juga babi. Ia membangun tambak udang yang kemudian ditiru orang lain. Ia hadir juga sebagai ’mantri’ ternak yang menyuntik kambing yang sakit. Ia mengajak anak-anak Kampung Laut bersekolah di Kawunganten, kota kecamatan dan menyediakan asrama bagi mereka. ”Karena masyarakat belum mengenal budaya pendidikan, maka kami menanggung semua biaya pendidikan anak-anak ini hingga soal pakaian dan makanan. Semua gratis,” tandas Pastor Carolus. ”Kalau kita ingin mengasihi, kita ingin memberi yang terbaik, dan yang terbaik adalah pendidikan,” tegasnya. Untuk sebagian besar karya sosialnya, Pastor Carolus menggunakan bendera Yayasan Sosial Bina Sejahtera YSBS yang dibentuk pada 12 Maret 1976. Misionaris kelahiran Irlandia, 8 April 1943 ini juga menggelar proyek-proyek padat karya, seperti membangun jalan antar-rumah panggung. Upaya ini kemudian mendorong penduduk Kampung Laut mengurug menimbun permukiman mereka sehingga akhirnya, tahun ’80-an, permukiman ”mengapung” itu menjadi daratan. Sekarang praktis tidak ada lagi rumah panggung di atas perairan di Kampung Laut. Memintas jalan Dua karya pastoral nelayan Pastor Carolus yang aktual adalah proyek pembuatan jalan serta pelayanan bagi anak-anak nelayan. Tentu hal tersebut bukan berarti mengecilkan karya-karya lain, seperti tanggap daruratnya atas peristiwa tsunami di Pantai Selatan Jawa Tengah bagian barat hingga Pangandaran di Jawa Barat. Kampung Laut yang telah menjadi darat, pada awalnya hanya bisa dijangkau lewat jalur perairan dengan perahu. Baik dari Kota Cilacap, dari Kawunganten maupun dari Kalipucang Pangandaran. Pastor Carolus merintis dibangunnya jalur darat untuk menjangkau berbagai desa di kawasan Segara Anakan. Pembangunan jalan itu, termasuk di desa-desa terpencil lain di Kabupaten Cilacap di luar Kampung Laut, praktis masih berlangsung hingga 30 tahun lebih Pastor Carolus berkarya. Dari laporan yang ada, dalam enam bulan terakhir telah dibangun jalan mencapai hampir 50 kilometer dengan rincian meter pembuatan jalan baru pengerasan, meter rehabilitasi atau perbaikan jalan, meter pemberian sirtu, dan meter pembuatan badan jalan. Semua mencakup 30 desa. Badan jalan baru yang dibangun memiliki lebar delapan meter sementara lebar untuk pengerasan jalan dengan batu belah antara tiga-lima meter. Badan jalan yang dibuat difungsikan juga sebagai tanggul. Dalam proyek pengerasan jalan, pihak yayasan hanya mendrop material. Sementara masyarakat setempat menata batu-batu tersebut. ”Saya tidak mau mematikan gotong royong tapi memupuknya. Kami kasih batu, rakyat yang memasang bersama, termasuk ibu-ibu. Mereka bangga membuat jalan mereka sendiri,” paparnya. Menurut hasil penelitian ahli dari Bank Pembangunan Asia ADB, hal penting untuk memberantas kemiskinan adalah infrastruktur jalan dan irigasi. ”Kalau itu ada, bisa memberi pekerjaan kepada orang banyak,” katanya. Ia memberi contoh, sebelum dibangun jalan dan jembatan Desa Ciberem- Karanganyar, seorang guru yang mengajar di Karanganyar harus mengeluarkan Rp setiap hari untuk ongkos perahu. ”Setelah jembatan penghubung dua desa itu dibangun, ia tidak mengeluarkan uang lagi,” katanya. ”Sesudah jalan, tiang listrik juga masuk Karanganyar. Tiang listrik dibawa masuk karena ada jalan,” tambah Pastor Carolus. Ciberem adalah desa-darat di Kecamatan Kawunganten sementara Karanganyar merupakan bagian Kampung Laut yang dulu hanya bisa dijangkau dengan perahu. Pendidikan menyeluruh Setahun terakhir, bekerja sama dengan Christian Children Fund CCF, YSBS memberikan perhatian pada anak-anak nelayan Kampung Laut. Sebelumnya, dan sebagian masih berlangsung sekarang, kerja sama karya yang memberikan perhatian pada pendidikan dan kesehatan anak tersebut berada dalam lingkungan masyarakat petani. Menurut Ketua YSBS, Y. Saptadi, program ini akan menangani anak Kampung Laut, dari balita sampai usia sekolah 7-16 tahun. ”Sementara ini baru menangani sekitar anak di Desa Panikel dan Karanganyar,” kata Saptadi. Program ini mengasuh satu anak dalam satu keluarga. Tetapi, akhirnya, karena masalah kesehatan dan pendidikan anak menyangkut banyak aspek, kehidupan keluarga serta lingkungan si anak juga mendapat perhatian. Pastor Carolus berharap, sekitar anak Kampung Laut akhirnya akan tersentuh program ini. Menurut Saptadi, tantangan terberat program di Kampung Laut adalah pengadaan air bersih. ”Karena kesehatan anak dan keluarga membutuhkan sumber air bersih.” Sejauh ini, sumber air bersih didapat dari air hujan atau mata air di Pulau Nusakambangan. Untuk yang terakhir, penduduk harus mengambilnya dengan perahu. PENJELASAN a Perjuangan pastor Carolus berawal dari keprihatinannya terhadap masyarakat di Kampung Laut yang hidup serba kesulitan serta penderitaan. Pastor Carolus terpanggil untuk berbagi kasih dengan sesamanya tanpa melihat latar belakang asal-usul mereka. Pastor Carolus berusaha mengobati masyarakat yang sakit dan mulai menggerakan mereka untuk hidup sehat. b Motivasi yang mendasari Pastor Carolus untuk berkarya adalah rasa belas kasihnya. Tujuannya bukan untuk mengkatolikkan masyarakat setempat tetapi memanusiakan masyarakat itu. Karenanya ia mengajak masyarakat untuk bangkit dan berjuang bersama-sama membangun kehidupan mereka sendiri. Karena itulah, semangat gotong-royong dikobarkan. Kini hasilnya sudah dinikmati masyarakat banyak, tidak hanya di Kampung Laut tetapi di banyak tempat di kabupaten Cilacap. Kini masyarakatpun merasa bangga atas hasil kerja sama mereka. c Di Indonesia sudah cukup banyak orang Katolik yang menjadi pelopor pembangunan di segala sektor kehidupan. Ada yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, HAM, politik dan pemerintahan, serta militer. Ada beberapa yang mendapat penghargaan, entah sebagai pahlawan nasional, ataupun sebagai “pahlawan” pada bidang yang digelutinya. Menggali Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja Markus 12 13-17 13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” 15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” 16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka “Gambar dan tulisan Kaisar.” 17 Lalu kata Yesus kepada mereka “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia. PENJELASAN 1 Negara dan bangsa adalah wadah pemersatu berbagai keragaman dan latar belakang warga negaranya. Negara dan bangsa ada untuk melindungi dan menciptakan kedaulatan setiap manusia. Dalam hal ini negara dan bangsa adalah baik sebagai dikehendaki oleh Tuhan. Sebagai warga negara setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Siapa yang memiliki lebih, hendaknya memberi lebih, agar tercipta keadilan dan kesejahteraan semua warga. 2 Yesus pun mengajarkan hal yang sama bahwa setiap orang punya kewajiban untuk membayar pajak kepada penguasa. Tujuan pajak, pada akhirnya, demi membangun negara dan kepentingan bersama. Namun, Yesus juga menekankan perlunya kewajiban sebagai warga Kerajaan Allah. Dengan demikian, kewajiban yang satu tidak meniadakan kewajiban yang lain. Kedua-duanya mesti dipenuhi. 3 Rasul Paulus menegaskan pula “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah… Sebab tidak ada pemerintah yg tidak berasal dari Allah, pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah Roma 131. Ungkapan ini benar dan tepat yaitu bahwa seluruh warga negara harus menghormati pemerintahnya dengan baik sebab hanya dengan cara demikian kita sebagai warga negara yang beragama Kristiani Katolik harus ikut membangun kehidupan negara dan bangsa. Dalam arti mendorong setiap kita orang kristiani untuk ikut mengambil bagian dalam membangun bangsa dan negara sebagai wujud dari sikap menghadirkan Allah kepada dunia. 4 Tugas dan kewajiban seorang Katolik kristiani dalam negara adalah melaksanakan panggilan dan pengutusannya, supaya orang lain mengenal Kristus melalui kehadirannya. Oleh karena itu, orang Kristen tidak boleh memisahkan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan hidup keimanannya di gereja. Justru melalui hidupnya sebagai warga negara kristiani, ia dapat membuktikan keberadaannya serta isi pengakuan imannya Mat. 513-16. Sikap seorang katolik yang baik dan benar, tidak boleh memusuhi sesama warganegaranya, sebaliknya kehadirannya kiranya boleh menjadi saluran berkat bagi kehidupan sesamanya. 5 Apa kewajiban kita terhadap Allah? Rasanya bukan sesuatu yang sangat rumit. Sebagaimana Allah telah memberikan kepada manusia dengan cuma-cuma gratia = rahmat maka manusia berkewajiban untuk memberikan dengan cuma-cuma pula. Oleh karena itu, manusia diundang untuk bermurah hati, sama seperti Bapa murah hati adanya. Kewajiban yang datang dari Allah rasanya demi kepentingan manusia juga, misalnya memuji dan memuliakan Allah lewat doa, ibadat, perayaan ekaristi Contoh lain adalah memberikan derma kepada fakir miskin dan kaum terlantar, sebagaimana Tuhan bersabda “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku Mat 2540”. Sepuluh perintah Allah diberikan juga bukan demi kepentingan Allah, tetapi agar manusia selamat. Maka kitapun melakukan kewajiban kita kepada Tuhan dan kepada bangsa dan negara kita dengan ikut bertanggungjawab dalam membangun bangsa dan negara sesuai kehendak Tuhan. Page 2
Jakarta - Warga negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk dan menjadi unsur negara itu sendiri. Sebagai warga negara Indonesia, ada sebuah hak dan kewajiban yang dimiliki. Apa saja?Secara umum warga mengandung arti peserta atau anggota dari suatu organisasi perkumpulan. Jadi secara sederhana warga negara diartikan sebagai anggota dari suatu Warga NegaraSecara etimologis warga negara berasal dari bangsa Romawi yang pada waktu itu berbahasa Latin, yaitu kata "civis" atau "civitas" yang berarti anggota warga dari city-state. Selanjutnya kata ini dalam bahasa Prancis diistilahkan "citoyen" yang bermakna warga dalam "cite" kota yang memiliki hak-hak terbatas.Istilah warga negara sendiri merupakan terjemahan kata citizen Inggris yang memiliki arti warga negara atau dapat diartikan sesama penduduk dan orang setanah arti dalam bahasa Inggris, warga negara adalah orang orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara itu itu, dikutip dari buku "Pendidikan Kewarganegaraan" oleh Maryanto, berikut beberapa definisi warga negara menurut beberapa HikamMendefinisikan bahwa warga negara merupakan terjemahan dari "citizenship", yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Mendefinisikan warga negara dengan anggota Koerniatmanto anggota negara, seorang warga negara memiliki kedudukan yang khusus terhadap negaranya. la memiliki hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal-balik terhadap Austin RanneyWarga negara adalah orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu UU No. 62 Tahun 1958Menyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik beda warga negara dengan rakyat dan penduduk?Rakyat memiliki definisi dalam konsep politis dan dan diartikan sebagai orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan serta tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya berlawanan dengan penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu Warga Negara dan Bukan non Warga NegaraJika dilihat dari hubungannya dengan kekuasaan pemerintah negara, seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara dan bukan non warga negara karena alasan alasan berikut1. Seseorang disebut warga negara jika berdasarkan hukum ia merupakan anggota dari wilayah negara yang bersangkutan, dengan memiliki status kewarganegaraan asli maupun keturunan Seseorang disebut bukan non warga negara jika berdasarkan hukum ia merupakan anggota dari wilayah negara yang bersangkutan, tetapi tunduk pada kekuasaan pemerintah negara lain. Misalnya, duta dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaDiantara hak-hak warga negara yang dijamin dalam UUD adalah Hak Asasi Manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan kedua yakni sebagai Hak Warga Negara indonesia- kesamaan dalam hukum dan pemerintahan pasal 27 ayat 1- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak pasal 27 ayat 2- Ikut serta dalam upaya pembelaan negara pasal 27 ayat 3, perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000- Hak mendapat pendidikan pasal 31 ayat 1, perubahan keempat tanggal 10 Agustus 2000- Kesejahteraan sosial pasal 33 ayat 1,2 dan pasal 342. Kewajiban warga negara indonesia- Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan pasal 27 ayat 1- Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara pasal 27 ayat 3 perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000- Setia membayar pajak negara pasal 23A perubahan ketiga tanggal 10 november 2001- Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara pasal 30 ayat 1 perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000.Itulah pengertian warga negara beserta hak dan kewajibannya. Jadi makin paham kan detikers? Simak Video "WN Timor Leste Tewas Ditikam di Jogja, Pelaku Diringkus!" [GambasVideo 20detik] pal/pal
Minggu Biasa XXIXBacaan Yes. 451,4-6; 1Tes. 11-5b; Mat. 2215-21Sebagai orang Katolik tentu kita sudah familiar dengan semboyan “Pro Ecclesia et Patria” dan “Seratus Persen Katolik Seratus Persen Indonesia”. Lewat semboyan tersebut, kita diajak untuk menunjukkan kualitas hidup iman Katolik. Perwujudan kualitas iman tidak saja dalam bentuk ketaatan membangun relasi pribadi dengan Tuhan, misalnya berdoa, membaca Kitab Suci, ekaristi, dll., melainkan juga relasi dengan sesama. Secara kuantitas jumlah warga negara yang beragama Katolik itu kecil jumlahnya, yakni sekitar 3 % dari jumlah penduduk Indonesia. Walau secara kuantitas jumlah umat Katolik itu sedikit, namun kualitas hidup Kristiani yang lebih baik harus kita tonjolkan. Misalnya, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang bisa dilakukan dalam aneka bentuk pengabdian sesuai minat dan panggilannya masing-masing, mulai dari tingkat RT/RW, posyandu, PKK, dan sebagainya. Tuhan memanggil kita untuk hidup taat. Panggilan ketaatan tidak saja dalam bentuk kerohanian saja. Seperti penegasan dari Rasul Paulus, bahwa kita dipanggil untuk taat atau patuh juga kepada pemerintahan dunia. Pemerintah yang ada itu ditetapkan oleh Allah. Pemerintah adalah hamba Allah, yang mengurus banyak hal untuk kebaikan kita. Karenanya, haruslah kita membayar pajak untuk mereka bdk. Rom 131-7. Dalam bacaan Injil pada hari ini Yesus mengajar tentang sikap dasar hidup beriman yang diwujudkan dalam ketaatan diri terhadap Allah dan terhadap negara. Atas jebakan pertanyaan dari kaum Farisi terhadap Yesus, "Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" bdk. Mat 2217, Yesus menegaskan bahwa apa yang menjadi hak kaisar atau negara, haruslah ditaati oleh warganya. Jawaban Yesus itu sangat tegas, karena Yesus sendiri sudah melakukan kewajibanNya sebagai warga dalam hal membayar pajak kepada pemerintah. Ini dapat kita temukan dalam bagian lain dari Injil Matius, tentang Yesus yang menyuruh Petrus untuk membayar pajak kepada penguasa atau pemerintah bdk. Mat 1727.Melalui pengajaranNya hari ini, Yesus hendak menegaskan kepada kita agar kita berperan aktif sebagai warga Gereja dan warga negara. Hidup kita tidak dapat terlepas dari tatanan kehidupan bernegara. Kita tahu bahwa tugas negara memang untuk kepentingan pemenuhan hak warga negaranya. Sebaliknya, dinamika pemerintahan atau bernegara dapat berfungsi jika warganya juga ikut berkontribusi secara aktif. Misalnya saja membayar pajak bumi dan bangunan PBB, pajak kendaraan, atau pajak-pajak lainnya. Pajak-pajak yang dipungut oleh negara kepada warganya adalah untuk keperluan pemenuhan kebutuhan warganya kembali seperti penyediaan sarana prasarana, infrastruktur, pelayanan publik, dsb. Sebagai umat beriman, kita harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah ke dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum yang diatur oleh negara. Esensi atau inti dari jawaban Yesus kepada orang Farisi dan Herodian, seperti kita baca dalam bacaan Injil hari ini, adalah bahwa hendaknya kita sebagai orang Katolik itu memiliki integritas diri dalam hidup beriman dan bernegara. Dua hal itu memang berbeda, namun saling melengkapi satu sama lain, yang itu harus kita wujudkannya dengan benar dan utuh! Melalui Gereja kita menerima sakramen, yang adalah tanda pengurapan dari Tuhan bagi kita untuk tugas perutusan kita. Dengan pengurapan sakramentali, kita mendapat tugas perutusan menjadi alat Tuhan dalam pembaharuan sikap hidup manusia untuk taat dan percaya pada Allah serta taat dan hormat pada negara. Seperti, dalam bacaan pertama, nabi Yesaya menggambarkan Allah yang mengurapi Koresy untuk menjadi alat Tuhan. Melalui tangan dan kekuasaan Koresy, bangsa-bangsa lain bisa mengenal dan mengakui bahwa satu-satunya Tuhan yang berkuasa dan berdaulat adalah Allah Israel, Allah Ishak dan Allah Yakub, dan tidak ada Allah yang lain bdk. Yes 451, 5. Tuhan menjadikan seorang pemimpin kerajaan sebagai alatNya untuk membawa rakyatnya hidup Minggu ini juga sekaligus sebagai Hari Minggu Misi Evangelisasi. Semoga melalui sabda Tuhan hari ini, kita memperoleh semangat baru untuk menjalankan tugas misi atau evangelisasi akan kebenaran Injil dan ajaran Tuhan, dengan melaksanakan seluruh kewajiban kita bagi negara dan kepada Tuhan. Sebagai warga negara, kita wajib taat untuk ikut ambil bagian dalam membangun negara, antara lain dengan menunaikan kewajiban membayar pajak untuk negara. Adakah sampai hari ini sudah membayar kewajiban kepada negara seperti iuran RT/RW, pajak bumi dan bangunan PBB atau pajak-pajak lainnya? Sementara itu, sebagai warga Gereja, kita pun harus taat untuk ikut ambil bagian dalam hidup menggereja. Dalam rangka pengembangan misi Gereja, adakah sudah ikut membantu dengan memberi derma bagi karya-karya misi Gereja? Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah. Yesus saja taat kepada pemerintah dengan membayar pajak bdk. Mat 1727 dan taat kepada Allah sampai wafatNya di salib. Bagaimana dengan diri kita? Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat berhari Purbiatmadi
apa kewajiban orang katolik sebagai warga negara indonesia